Precision Farming Indonesia

Encomotion, Precision Farming Buatan Startup Pertanian Dari Indonesia

Encomotion, inovasi precision farming yang dapat menghemat penggunaan air dan listrik.

 

Tahun lalu, salah satu startup pertanian dari Indonesia berhasil mencuri perhatian dunia internasional.

BIOPS Agrotekno, itu namanya, startup yang didirikan oleh para alumni ITB. Ia mengembangkan inovasi precision farming yang dinamakan Encomotion, teknik pertanian precision farming system atau sistem pertanian presisi/terukur. Dengan inovasi Encomotion, BIOPS Agrotekno berhasil meraih juara tiga dalam ajang Swiss Inovation Challenge 2017, tahun lalu.

Produk

Encomotion sendiri merupakan sebuah sistem yang berfungsi memaksimalkan hasil pertanian untuk teknik budidaya dengan sistem green house/rumah kaca.

Inovasi tersebut berhasil dikembangkan lebih lanjut menjadi produk 1) Smart Monitoring System. 2) Smart Controling System, 3) Green House System, 4 Hydroponic System,  yang kini menjadi unggulan bagi BIOPS Agrotekno.

Sistem & Solusi

Aplikasinya, di dalam green house di pasang alat dan perlengkapan sensor suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya dan CCTV. Selanjutnya alat-alat tersebut dirangkai menjadi sebuah sistem dengan fungsi monitoring dan controling serta menjadi penunjang atau pendukung pada sistem green house dan hidroponik, sehingga budidaya tanaman lebih terukur.

Selama ini banyak petani yang tidak mengatur jumlah air yang akan disiramkan ke tanaman. Padahal, ada tanaman yang membutuhkan air banyak, sementara yang lain tidak. Inilah yang menjadi salah satu penyebab tanaman tidak dapat berbuah dengan maksimal.

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan ke beberapa petani di daerah Sersan Bajuri, Cimahi, dan Ciwidey, Encomotion telah membantu petani kentang memperoleh hasil panen yang maksimal, dari yang semula 5-7 buah saja menjadi 20 buah.

Keunggulan

Selain membantu memaksimalkan hasil panen petani, alat berwarna putih berbentuk persegi yang disimpan di tengah-tengah lahan pertanian rumah kaca ini juga dapat menghemat pemakaian listrik hingga 75 persen. Selain itu, dengan menggunakan alat tersebut, petani juga dapat menekan penggunaan air hingga 40 persen lebih hemat.