Realita petani yang terkadang menjadi obyek penderita
Muhammad Fahri Riadi (26) Founder Encomotion (kanan) dan Nugroho Hari Wibowo (27) Co Founder Encomotion memamerkan teknologi yang mereka kembangkan, Encomotion, teknologi yang dapat menyelesaikan salah satu permasalahan di sektor pertanian.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Dua alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhammad Fahri Riadi serta Nugroho Hari Wibowo berusaha mengembangkan teknologi pertanian. Muhammad Fahri Riadi (26) tercatat sebagai lulusan ITB jurusan Rekayasa Hayati sedangkan Nugroho Hari Wibowo (27) lulusan ITB jurusan Teknik Fisika.
Apa produk yang dikembangkan BIOPS Agrotekno ?
Mereka mengembangkan Startup Iot (Internet of Things) bernama Encomotion, produk inovasi BIOPS Agroteknologi, sistem irigasi pintar yang mengatur pengairan tanaman sesuai kondisi lingkungan. Encomotion semacam perangkat sensor lingkungan yang dapat membaca dan menganalisis suhu udara, kelembapan udara, dan intensitas cahaya.
Fungsi lain encomotion adalah perangkat penyiraman otomatis yang presisi untuk jumlah air yang dibutuhkan tanaman dan efesien.
Penampakan alat utama pada sistem Encomotion buatan perusahan rintisan di bidang teknologi tenant (penyewa) di LPIK ITB bernama BIOPS Agrotekno
Penampakan alat utama pada sistem Encomotion buatan perusahan rintisan di bidang teknologi tenant (penyewa) di LPIK ITB bernama BIOPS Agrotekno (Istimewa)
Muhammad Fahri Riadi mengatakan perangkat itu mereka buat untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman.
“Mimpi kami ingin menghadirkan era baru pertanian Indonesia. Kami ingin mencoba pertanian menjadi sektor industri,” ujar Nugroho Hari Wibowo saat ditemui Tribun Jabar di LPIK ITB, Jalan Ganeca No 15 Lb Siliwangi Coblong Kota Bandung, Jumat (9/2/2019).
-
Bagaimana realita permasalahan pertanian di Indonesia ?
Menurut Co Founder Encomotion itu, pertanian merupakan sektor yang kompleks lantaran banyaknya instrumental bidang lain yang terkait satu sama lain. Ia berharap kehadiran Revolusi Industri 4.0, sektor pertanian pun berkesempatan besar merambah sektor industri produktif dan berkualitas, melalui pengembangan teknologi mumpuni dan terpadu. Fahri dan Nugroho termotivasi mengembangkan Encomotion lantaran prihatin pada kondisi pertanian di Indonesia belum cukup tampak perkembangannya.
Fahri menyebut sebagai negara agraris, Indonesia belum mengoptimalkan produksi pangan berkualitas dan berstandar ekspor.
“Kalau kami lihat perkembangan pertanian di Indonesia itu, bisa dibilang miris. Sebagian besar penduduknya sebagai petani tapi masih impor pangan,” ujarnya. Selain itu, ucapnya, petani cenderung menjadi objek penderita, selalu dihimpit masalah harga dan lain-lain. Ia berharap teknologi pertanian Encomotion dapat memberi dampak terhadap sektor pertanian.
Sumber :