Smart Farming 4.0 Masa Depan Pertanian Indonesia

Smart Farming 4.0: Masa Depan Pertanian Indonesia

Smart Farming 4.0 Menjadi Harapan untuk Masa Depan Pertanian Indonesia

BANDUNG Smart farming 4.0 merupakan metode pertanian cerdas berbasis teknologi, dimana terdapat beberapa teknologi pertanian yang digunakan di antaranya penyiraman otomatis, drone sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan) serta soil and weather sensor (sensor tanah dan cuaca). 

Salah satu karya anak bangsa dalam mendukung smart farming 4.0 yakni ENCOMOTION, sistem irigasi pintar yang mampu mengetahui kondisi lingkungan di sekitar tanaman, diciptakan oleh BIOPS Agrotekno Indonesia, sebuah perusahaan teknologi pertanian dari Bandung.

“Smart farming adalah sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas” Kata Hasna Luthfiyah selaku RnD Manager BIOPS Agrotekno Indonesia.

Smart Farming, Presisi, dan Terintegrasi

Penerapan metode smart farming 4.0 bukan sekedar tentang penerapan teknologi pertanian. Namun, kunci utama dari metode ini adalah tentang data yang terukur. Apa saja yang dibutuhkan tanaman untuk mencapai hasil produksi yang optimal? Apa yang harus dilakukan petani? Semua pertanyaan ini bisa dijawab dengan penerapan metode smart farming 4.0.

Baca juga: Penerapan Internet of Things (IoT) Solusi di Sektor Pertanian

Keberadaan sensor tanah dan cuaca yang terpasang di lahan pertanian, akan membantu petani dalam mendapatkan data tentang tanamannya. Data yang dapat diperoleh dari sensor ini di antaranya seperti kelembapan udara dan tanah, suhu, pH tanah, kadar air, curah hujan, hingga kecepatan angin. Data tersebut dapat digunakan petani untuk memantau kondisi lahannya.

Sistem Irigasi Pintar ENCOMOTION misalnya, suatu sistem yang digunakan untuk melakukan penyiraman secara tepat dan presisi. Sistem irigasi pintar ENCOMOTION ini menggunakan dua alat yang bernama SiJamoor dan SiRamot. Sijamoor berperan sebagai sensor untuk memantau kondisi lingkungan sekitar tanaman sedangkan SiRamot berperan sebagai alat yang mengatur jumlah air yang akan diberikan pada tanaman. 

Pada dasarnya, SiJamoor merupakan sensor cuaca yang akan memantau dan mengumpulkan data secara berkala mengenai suhu, kelembapan, intensitas cahaya, curah hujan, serta kecepatan dan arah angin. Kemudian data tersebut secara otomatis akan terkirim dan tersimpan pada dashboard dan aplikasi Encomotion. Kemudian data tersebut akan digunakan oleh SiRamot (alat pengatur) untuk menentukan jumlah air yang diberikan pada tanaman. Penyiraman otomatis akan dilakukan oleh sistem irigasi pintar pada pukul 8 pagi dan 4 sore.

Penerapan metode smart farming 4.0 bisa jadi solusi bagi berbagai permasalahan di sektor pertanian Indonesia. Masa depan pertanian Indonesia adalah pertanian yang cerdas berbasis teknologi.


Penulis: Ayu Rizka Ananda

2 thoughts on “Smart Farming 4.0: Masa Depan Pertanian Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *