5 Cara Mengatasi Masalah Distribusi Produk Pertanian

5 Cara Mengatasi Masalah Distribusi Produk Pertanian

(Bagian 2)

Sebelumnya mungkin sobat BIOPS telah membaca artikel 5 Alasan Harga Produk Pertanian yang Tidak Stabil Disamping itu, ternyata ada masalah penting lainnya yaitu masalah distribusi pangan terkadang menjadi penyebab terhambatnya pasokan pangan khususnya di daerah yang terpencil dan sulit dijangkau. Hal tersebut akan menyebabkan adanya kekurangan produk yang dapat mengakibatkan gejolak harga pangan.

Masalah Distribusi

Masalah distribusi pangan dapat disebabkan oleh faktor yang bersifat fisik seperti: sarana dan prasarana, transportasi barang. Sedangkan faktor non fisik yaitu adanya pelaku distribusi untuk mengendalikan pasokan pangan yang akhirnya bertujuan mempengaruhi harga pasar. Yang menjadi kendala dalam distribusi disebabkan juga sifat produk pertanian yang musiman. Dalam mengatasi kendala tersebut harus dilakukan pengaturan sistem distribusi dan konsep pemasaran produk pertanian agar berjalan sesuai harapan. Untuk melaksanakan hal tersebut ada beberapa cara yang harus dilakukan yaitu:

Solusi Masalah Distribusi

  1. Adanya informasi dan pengembangan sistem database distribusi pangan. Sehingga menghasilkan pangan dalam kondisi tepat jumlah dan tepat waktu sesuai dengan pola kebutuhan masyarakat.
  2. Menggunakan metode tanam polikultur, sehingga jika satu komoditas harganya rendah, maka masih ada komoditas lain yang menjadi andalan. Misalnya, ketika harga cabai hari ini anjlok. Masih ada kentang dengan harga yang stabil.
  3. Terdapat fasilitas gudang yang dapat membantu petani menyimpan hasil panen agar bertahan lama. Dengan ini dapat mengatasi penurunan harga di pasar akibat melimpahnya hasil panen. Hasil panen dapat disimpan di gudang dan dijual dengan harga yang tinggi untuk petani.
  4. Adanya manajemen pemasaran yang  terpusat. Distribusi yang dilakukan terpusat bertujuan untuk mengontrol dan menghindari kelangkaan produk pertanian.
  5. Mengolah hasil panen menjadi produk yang siap konsumsi. Penanganan yang tidak tidak baik dapat menyebabkan kerusakan sehingga akan menurunkan nilai jual. Oleh karena itu, perlunya teknik pengolahan produk pertanian. Dan diharapkan dapat mengurangi kerusakan hasil pertanian dan dapat memperoleh nilai jual yang jauh lebih tinggi. Seperti yang telah dilakukan oleh salah satu petani milenial asal Bandung Barat, bernama Rici Solihin yang mengolah paprika menjadi bubuk paprika. Dengan teknik pengolahan tersebut produk pertanian bisa bertahan lama. Serta dapat memanfaatkan produk berkualitas rendah menjadi produk bernilai tinggi. Selain itu, Kang Rici menggunakan Encomotion untuk membantu proses produksi paprika menjadi lebih menguntungkan.

Lalu, upaya apa yang telah kita lakukan?

Isu supply and demand hasil pertanian yang menjadi masalah hingga sekarang terus diupayakan oleh pemerintah, seperti pada kejadian harga cabai yang naik turun. “Ini masalah supply & demand, karena keterlambatan penanaman, maka dari itu juga hasilnya akan delay. Persoalannya ada di hilir, bagaimana transportasi laut kita tingkatkan menjadi transportasi udara,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Selain itu, masalah iklim perlu menjadi perhatian khusus agar proses produksi pertanian tidak terhambat. Seperti yang dilakukan oleh PT. BIOPS Agrotekno Indonesia yang terus Menghasilkan inovasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Sehingga, ini menjadi tanggungjawab kita bersama untuk memajukan pertanian di Indonesia.


Referensi:

Cybex.pertanian.go.i

Kompas.com

Kumparan.com

Kumparan

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *