Solusi pekerja petani berkurang
Pekerja petani menjadi hal penting bagi pertanian di Indonesia. Sobat Biops tau gak sih? Ternyata semakin hari jumlah petani di Indonesia yang agraris ini semakin menurun. Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Desi Nursyamsi bahwa jumlah petani di Indonesia sebesar 33,4 juta orang namun hanya 10% yang merupakan petani muda, sebagian besar sudah masuk usia tua. Jadi bisa diprediksi bagaimana nasib pertanian indonesia di masa depan?.
selain pekerja petani yang semakin berkurang regenerasinya. Seorang pemilik lahan memiliki tanggungjawab untuk memberi upah pada pekerja petani. Menurut data BPS 2019, upah pekerja petani kisaran Rp. 38.561/hari namun prakteknya bisa lebih dari itu. Jika produktivitas mereka kurang dan hasil panen yang kurang akan menjadi masalah bagi pemilik lahan. Apalagi dalam hal penyiraman, penggunaan pekerja petani dinilai kurang konsisten, kurang presisi, dan memakan waktu yang lama.
Dari berbagai masalah pekerja petani dalam pertanian, ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut beberapa solusinya.
-
Program Penyuluhan Petani
Dari pemerintah dibawah Kementrian Pertanian ditetapkan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) sebanyak 67 orang dari berbagai daerah di Indonesia untuk mendorong peningkatan regenerasi petani. Program serupa juga sangat penting untuk sosialisasi proses pertanian yang tepat.
-
Pembentukan Kelompok Tani
Selain itu pembentukan kelompok tani bisa menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan pekerja petani. Di beberapa daerah, kelompok tani bergotong royong mengelola lahan pertaniannya. Seperti yang dilakukan oleh Petani Milenial dari Kabupaten Kuningan Jawa Barat yang membentuk kelompok tani serta mengajak pemuda di daerahnya untuk mengelola pertanian. Mereka dibagi ke dalam beberapa peran, sehingga bisa meningkatkan kebersamaan, memenuhi kebutuhan pekerja, serta meningkatkan produktivitas.
-
Pengunaan Teknologi
Salah satu solusi yang bisa Sobat Biops lakukan yaitu menggunakan teknologi irigasi otomatis. Salah satu perusahaan yang membantu banyak petani dengan lebih dari 40 alat tersebar di berbagai provinsi di Indonesia adalah BIOPS Agrotekno, perusahaan pengembang irigasi pintar SiRamot (Siram Otomatis). SiRamot dapat memberikan air sesuai kebutuhan tanaman dengan tepat. Seperti yang dirasakan oleh salah satu petani di Lembang yang biasanya menyiram tanaman selama 2 jam, namun dengan alat tersebut secara otomatis hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja, cukup singkat bukan? SiRamot juga meningkatkan sekitar 40% produktivitas pertanian dan mengurangi 50% penggunaan air.
Nah itulah beberapa solusi dari permasalahan SDM di bidang Pertanian. Kira-kira menurut Sobat Biops solusi apakah yang paling tepat diterapkan di lahan anda? Jangan takut untuk berkonsultasi gratis bersama kami! Nantikan artikel berikutnya yang akan mengupas tuntas permasalahan air yang dirasakan oleh banyak petani.
Referensi:
Sedih, Upah Buruh Tani dan Bangunan Seakan tak Diperhatikan (cnbcindonesia.com)
Penulis: Faisal